Negara Dengan Pertanian Terbaik
Di era modern ini, kita memang
telah mengenal teknologi pertanian yang telah di kembangkan di berbagai negara.
Tiap negara berlomba-lomba untuk terus mengembangkan teknologi pertaniannya
agar tidak kalah saing dan lebih baik lagi dalam memajukan pertanian masing-masing.
Berusaha untuk menjadi nomor satu, baik di dalam maupun di luar negeri
Berikut ini adalah 4 negara dengan pertanian terbaik beserta
ulasannya.
1. Jepang
Siapa yang tidak mengenal Jepang. Negara yang dijuluki
Negara Seribu Sakura yang menawan ini ternyata memiliki pertanian yang terbaik.
Sebagai negara dengan budaya teknologi yang tinggi, Jepang menerapkan juga
teknologi untuk bidang pertaniannya.
Pertanian di negara ini sangat diatur secara detail,
dikerjakan secara serius, mengutamakan teknologi namun tetap ramah lingkungan.
Dengan keunikan pengelolaannya itu, Badan Pertaniannya PBB (FAO) menjadikan
daerah pertaniaan di Jepang masuk dalam daftar Warisan Penting Sistem
Pertaniaan Global (GIAHS).
Dengan porsi lahan pertanian hanya 25 % saja, masyarakat
Jepang benar-benar memanfaatkan lahan mereka secara efisien, mereka menanam di
pekarangan, ruang bawah tanah, pinggiran rel kereta, di atas gedung, pokoknya
setiap lahan yang dapat dimanfaatkan mereka optimalkan.
Pasca Tsunami yang meluluh lantahkan sebagian lahan
pertaniannya, jepang merencanakan sitem pertanian yang lebih modern. Sistem
pertanian yang dijalankan oleh robot, seperti traktor tanpa awak, mesin tanam
dan mesin panen. Untuk menghalau hama jepang akan menggunakan teknologi lampu
LED.
Sedangkan, saran Departemen Pertanian Jepang untuk Indonesia
menyebutkan bahwa teknologi dan sistem distribusi jadi kunci sukses
pertanian. Seperti yang telah di muat di situs VIVAnews - Wakil Direktur Jenderal Kementerian
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang, Sakuraba, berbagi tips kepada Kemtan
Indonesia yang ingin meningkatkan produk padinya agar memiliki kualitas nomor
wahid. Menurut Sakuraba, rahasia dari produk pangan yang baik terletak dari
teknologi yang digunakan ketika memanen dan sistem distribusi produknya.
Hal itu diungkap Sakuraba ketika berbincang dengan VIVAnews
di kediaman Duta Besar Jepang untuk Indonesia.
"Sangat penting bagi Pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan infrastruktur dan meningkatkan teknik memanen mereka. Selain itu
pemerintah harus melakukan pengecekan yang menyeluruh dari produk pangan itu
dipanen hingga disajikan sebagai makanan di meja makan," papar Sakuraba.
Di Jepang sendiri, hampir seluruh rakyatnya juga
mengkonsumsi nasi seperti masyarakat Indonesia. Namun sayangnya, kini produk
nasi mulai digantikan kehadiran roti.
"Oleh sebab itu Kementerian Pertanian gencar
mempromosikan kepada masyarakat agar mengkonsumsi lebih banyak
nasi," kata Sakuraba.
Hal ini tentu berbanding terbalik dengan kebijakan
Pemerintah Indonesia yang gencar mempromosikan Gerakan Sehari Tanpa Nasi yang
dicanangkan Kemtan pada Oktober 2010 silam. Gerakan itu merupakan kegiatan
moral yang bertujuan untuk menekan konsumsi beras yang kian membumbung tinggi.
Selain itu dengan absen mengkonsumsi nasi selama sehari dan
beralih ke produk pangan lain diyakini dapat meningkatkan kesehatan, khususnya
mengurangi risiko terkena penyakit seperti diabetes. (adi)
Mesin Penanam dan Pemanen Padi Otomatis, Syarat Swasembada
Pangan
Penanam Padi Otomatis (Rice transplanter) adalah mesin
modern untuk menanam bibit padi dengan sistem penanaman yang serentak. Mesin
ini sudah banyak di gunakan di beberapa negara. seperti China dan Taiwan. Cara
pakai alat ini sangat gampang. Bibitkan gabah dalam petakan sawah seluas 20×80
cm. Setelah tumbuh menjadi bibit dan sudah berumur 15 hari, bibit tersebut
ditaruh di atas mesin rice transplater.Selanjutnya, mesin siap beroperasi.
Dalam sekali gerak, mesin ini dapat membuat 4 jalur dengan jarak antar jalur 30
cm. Hanya dalam waktu 4 jam, satu ton bibit padi yang digendongnya sudah habis
ditanam.Berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian membuat petani harus
lebih efisien dalam bertani dengan modernisasi alat-lat pertanian dan teknologi
pertanian.
Beberapa jenis mesin tanam bibit padi
Mesin tanam bibit padi dari Jepang
Mesin tanam bibi padi dari China
Mesin tanam bibit padi dari IRRI
1. Jenis mesin tanam bibit padi
Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi, dibedakan
berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu
mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling).
Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara
persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya.
Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit
cuckup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua
adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak
khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan
bibit.
Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia
tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan
suhu. Persemaian dengan cara ini, di Jepang, banyak dilakukan oleh pusat
koperasi pertanian, sehingga petani tidak perlu repot mempersiapkan bibit padi
sendiri. Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada
bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah besar. Mesin ini dapat bekerja lebih
cepat, akurat dan stabil.
Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan
mesin, terdapat tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan
secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang
memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri. Mesin yang diproduksi oleh IRRI atau
beberapa produksi China adalah tipe manual. Semua jenis mesin produksi Jepang
dan beberapa produksi China adalah memiliki sumber tenaga sendiri. Mesin yang
digerakkan oleh traktor, sebelumnya diproduksi di Jepang, tetapi belakangan ini
sudah jarang dipergunakan.
Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan
menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan
dilengkapai dengan papan pengapung (Gambar 1).
Gambar 1. Gerak naik dan turun roda sesuai dengan kekerasan
tanah
Jenis mesin yang manapun dipergunakan, permukaan lahan
sawah harus datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian juga kekerasan
tanah juga harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi. Jika
tidak, akan banyak terjadi kegagala penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu
yang cukup lama untuk penyulaman secara manual.
Mesin tanam bibit padi dari Jepang
Sekarang ini, semua jenis mesin tanam bibit padi di
Jepang adalah berpenggerak sendiri (self-propulsion type), dioperasikan dengan
cara dituntun (walking type) atau dikendarai (riding type) ( Lihat Gambar 2
sampai 4). Jenis mesin yang dituntun umumnya memiliki alur tanam 2 hingga 6
alur, sedangkan tipe yang dikendarai memiliki 4 hingga 12 alur tanam dalam
sekali lintasan penanaman. Jarak antar alur tanam dibuat tetap yaitu 30 cm, dan
jarak antar bibit dalam alur dapat disesuaikan antara 11 hingga 18 cm. Bibit
yang umum dipergunakan memiliki tinggi/panjang 10 hingga 30 cm, memiliki 2
hingga 5 daun. Jumlah bibit yang ditancapkan pada setiap titik adalah 3 hingga
5 bibit.
Kecepatan penanaman adalah sekitar 200 titik (hill)
per menit per alur. Bila sebuah mesin dapat menanam dalam empat alur, dengan
jalar antar alur 40 cm dan jarak antar titik tanam 16 cm, maka akan dibutuhkan
waktu tanam selama 4 jam untuk setiap hektar. Dalam kenyataan, waktu juga
dibutuhkan untuk berbelok, menambah bibit, dll., maka waktu yang digunakan
untuk menanam adalah hanya sekitar 60 hingga 80%. Atau dengan kata lain,
kapasitas tanam menjadi 5 hingga 7 jam per ha. Kegagalan penancapan bibit (missing
hill) sekitar 1%, dalam bentuk rusak tercabik, terbenam atau mengapung.
Pembuatan bibit padi dilakukan dengan menyemaikan 200
gram benih dalam kotak berukuran 60 x 30 x 3 cm. Benih ini disemai di dalam
ruang gelap hingga berkecambah, kemudian di berikan sinar matahari selama dua
hari hingg berwarna hijau merata. Setelah itu bibit dipelihara hingga ukuran
atau ketinggian yang diinginkan. Di pusat pembibitan padi di Jepang, bibit
untuk lahan seluas 50 samapi 200 ha (sekitar 7000 hingga 30000 kotak) dibuat
dengan seragam, dimana di dalamnya juga dilengkapi dengan proses desinfektan
benih, pencampuran pupuk, pengepakan media tanam/tanah ke kotak semai bibit,
kendali suhu, penyemprotan, dll.
2. Belanda
Menurut saya negara ini sangat mengagumkan dalam hal
pengelolaan pertaniannya. Dengan luas wilayah yang relatif kecil bila
dibandingkan Indonesia, pada tahun 2011 Belanda mampu menjadi negara peringkat
2 untuk negara pengekspor produk pertanian terbesar didunia dengan nilai ekspor
mencapai 72,8 miliar Euro.
Produk andalannya adalah benih dan bunga. Sektor pertanian
merupakan pendorong utama ekonomi di Belanda dengan menyumbang 20% pendapatan
nasionalnya.
Kunci dari majunya pertanian di Belanda adalah Riset.
Kebijakan-kebijakan dan teknologi di adopsi dari riset-riset yang dilakukan
para ahli. Salah satu pusat riset pertanian yang terkenal disana adalah
universitas Wageningen.
Seperti yang telah di kutip pada sebuah situs bahwa negara
Belanda dengan luas hanya 41.526km persegi mampu menjadi yang lebih unggul
bila dibandingkan dengan negara kita yang luasnya 1.919.440km persegi. dan
perlu kita garis bawahi bahwa nyaris seluruh wilayah di Belanda ada di bawah
permukaan laut.
“Inovasi tiada henti dan kreativitas tanpa batas”
Kedua hal tersebut yang membawa negara Belanda selalu
menjadi yang terbaik. Kemajuan sektor pertanian Belanda tidak hanya berfokus
pada optimalisasi keuntungan namun juga sangat memperhatikan keberlanjutan dan
keramahan lingkungan.Pemerintah Belanda membentuk Mentri Ekonomi, Pertanian dan
Inovasi yang difungsikan untuk membawa Belanda menjadi negara yang memadukan
inovasi di dalam pertanian untuk mencapai ekonomi negara yang kuat dengan
mengutamakan keberlanjutan lingkungan hidup.
Salah satu kreativitas negara Belanda adalah menciptakan
atau memanipulasi iklim
Nimbus II
2012, awan didalam kamar
Berkat Industri kreatif, perekonomian Belanda meningkat
sebesar 3% dari GDP yaitu 16,9 Milyar Euro. Jadi industri kreatif mampu
meningkatkan potensi perekonomian suatu negara, termasuk Belanda.
Tetapi, apakah cakupan industri kreatif hanya dibidang
tersebut? Tentu saja tidak. Adalah pertanian, sektor penting di dunia, tanpa
pertanian apakah kita akan bertahan hidup? Semua makanan dan minuman yang kita
konsumsi berasal dari produk pertanian. Maka dapat dikatakan bahwa “Agriculture
feed the world”. Lalu bagaimana kondisi pertanian di Belanda?
Luas wilayah Belanda hanya 41.526 km2, Belanda mempunyai
potensi alam yang cukup baik untuk pertanian, Belanda mampu mengeksplorasi
potensi tersebut dengan baik. Walaupun lahannya tidak luas, Belanda mampu
menjadi negara yang dapat mencukupi kebutuhan pangan di negaranya tanpa
mengimpor bahkan menjadi negara pengekspor pertanian. Hal tersebut dapat
terjadi karena Belanda mampu mengoptimalkan keterbatasan menjadi kekuatan dan
juga didukung dengan daya kreatifitas dan berpikir out of the box.
Pertanian di Belanda sangat terintegrasi dan penuh
dengan teknologi modern. Penggunaan teknik rumah kaca, memanipulasi iklim dalam
ruangan serta teknologi robotik dan komputerisasi sudah menjadi hal yang lazim.
Ketika musim panas, Belanda menerapkan mekanisme solar cell dirumah kaca yang
berfungsi memanen energi panas dan disimpan di tandon dan sungai – sungai bawah
tanah sehingga dapat menaikkan suhu air. Maka ketika musim dingin tiba, tidak
perlu khawatir, karena mesin – mesin blower memanen simpanan energi bawah tanah
dan mensirkulasi udara untuk memanipulasi iklim dalam ruangan, sehingga
pertanian tetap berjalan. How cool the Dutch are!
Salah satu produk pertanian olahan kakao Belanda adalah
Cokelat Van Houten. Berkat ke-kreatifitasan dalam pengemasan dan teknologi
modern, sehingga menjadi cokelat yang terkenal di dunia.
Belanda juga terkenal dengan sektor pertanian non-pangan dan
merupakan salah satu komponen penyumbang devisa, yaitu bunga Tulip. Peneliti
dan ahli mampu membiakkan berbagai jenis bunga tulip, sangat kreatif dan
inovatif. Seperti halnya di kebun tulip terbesar di Belanda, yakni Keukenhof
(The Garden of Europe). Setiap musim semi, terdapat 7 juta bunga tulip
dibiakkan disana.
Kebun bunga
tulip di depan Keukenhof
Industri pertanian menyumbang 20% terhadap ekonomi Belanda.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia memiliki luas wilayah dan potensi alam
yang jauh lebih besar dari Belanda, perlu di eksplor lebih baik agar Indonesia
bisa menjadi negara yang maju dalam sektor pertanian.
Setelah saya membaca berbagai literatur mengenai
perkembangan pertanian di Belanda, saya yang kini masih menuntut ilmu di bidang
pertanian, ingin sekali menginjakkan kaki di Belanda. Ingin melihat betapa
canggih dan kreatifnya pertanian disana, ingin menimba ilmu dan menerapkannya
di Indonesia agar pertanian di negara kita pun bisa seperti di Belanda atau
bahkan jauh lebih baik.
Jika Belanda dengan luas wilayah hanya 41.526km2,
mengapa Indonesia yang memiliki luas wilayah 1.919.440km2 tidak bisa lebih baik
dari itu? saatnya kita untuk lebih maju kedepan. buktikan bahwa Indonesia bisa
lebih baik. Jaya Pertanian Indonesia!
3. Amerika Serikat
Amerika Serikat terkenal sebagai penghasil kacang kedelai,
gandum, kapas, kentang dan tembakau di dunia. Harga produk-produk tersebut
sangat mempengaruhi harga di dunia. Pertanian di sana dikerjakan dengan
luas kepemilikan lahan yang luas, dikerjakan dengan teknologi pertanian yang
hampir separuhnya dilakukan oleh mesin. Sistem irigasi dalam pengelolaan air
pun di buat lebih efisien.
Cara AS memajukan pertanian
Kemajuan pertanian dengan menerapkan perkembangan teknologi
dan inovasi terkini, membuat Amerika Serikat menjadi negara pengekspor hasil
pertanian terbesar di dunia. Dukungan pemerintah dan kalangan universitas
menjadikan petani di sana makmur.
Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu negara pengekspor
hasil pertanian terbesar di dunia. Komoditasnya pun lengkap dan berkualitas
sangat baik, mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, ayam potong, daging sapi,
susu, hingga ke tembakau dan biji-bijian.
Hasil tani utama para petani AS, antara lain gandum, kacang
kedelai, beras, kapas, dan tembakau. Komoditas ini sebagian besar dieks-por ke
sejumlah negara. Indonesia, antara lain mengimpor kacang kedelai, gandum,
kapas, produk olahan susu, dan pakan ternak. Sungguh sebuah ironi. Ya....,
berbagai tanaman ini semestinya dapat dihasilkan di tanah Indonesia yang subur
Kalau kita menoleh sejenak ke belakang, sejarah mencatat
bahwa sebelum orang-orang Eropa datang ke benua Amerika, penduduk asli Amerika,
suku Indian telah menanam jagung. Jadi, umur perkebunan jagung di AS telah
ribuan tahun. Nah.. waktu orang-orang Eropa dari berbagai negara mulai
berdatangan, pertanian semakin meluas di sana.
Teknologi pertanian AS semakin maju lagi sejak abad ke-19,
saat banyak mesin dan teknologi baru ditemukan. Kemajuan teknologi ini sampai
ke AS, tetapi tidak membuat mereka meninggalkan pertanian. Justru
pertanian di sana semakin berkembang. Mesin dan teknologi yang ditemukan itu
juga digunakan untuk meningkatkan hasil dan mutu pertanian.
Seperti penerapan ilmu biologi untuk mencangkok tanaman,
agar hasil buahnya lebih bagus dari tanaman induknya. Ilmu pertanahan berguna
untuk mengelola tanah pertanian dan mengatur sistem irigasinya. Kemajuan
teknologi membuat pertanian semakin maju. Buktinya, lahan pertanian pun makin
luas. Kebanyakan lahan pertanian di AS ditanami, antara lain jagung dan
gandum. Tanah pertanian utama digunakan untuk menghasilkan makanan
serat-seratan.
Bahkan komoditas yang dulunya tidak ada di sana, sekarang
ini sudah banyak juga. Salah satunya adalah kedelai, yang baru diperkenalkan di
AS pada tahun 1950-an, kini menjadi salah satu pengekspor kedelai terbanyak.
Dan, salah satu importir kedelai dari AS adalah Indonesia.
“If you want the present to be different from the past,
study the past.” (Baruch Spinoza, Dutch Philosopher)
Sesuai dengan kutipan diatas, Belanda telah membuktikan
menjadi negara yang berbeda dari negara-negara lain di dunia dengan terus
belajar dan belajar. Belanda tampil menjadi negara yang kuat dan sering masuk
dalam jajaran negara-negara terbaik di dunia di berbagai aspek. Belanda adalah
negara pengekspor produk pertanian terbesar kedua setelah USA dan negara
pengekspor sayur serta bunga terbesar ketiga di dunia. Belanda memasok seperempat
dari sayuran yang diekspor Eropa. Meskipun Belanda tergolong negara maju namun
sektor agribisnis menjadi salah satu sektor utama dan pendorong kemajuan
ekonomi Belanda.
“Inovasi tiada henti dan kreativitas tanpa batas”
Kedua hal tersebut yang membawa negara Belanda selalu
menjadi yang terbaik. Kemajuan sektor pertanian Belanda tidak hanya berfokus
pada optimalisasi keuntungan namun juga sangat memperhatikan keberlanjutan dan
keramahan lingkungan. Pemerintah Belanda membentuk Mentri Ekonomi, Pertanian
dan Inovasi yang difungsikan untuk membawa Belanda menjadi negara yang
memadukan inovasi di dalam pertanian untuk mencapai ekonomi negara yang kuat
dengan mengutamakan keberlanjutan lingkungan hidup.
“Agriculture is our wisest pursuit, because it will in
the end contribute most to real wealth, good morals, and happiness.”
(Letter from Thomas Jefferson to George Washington (1787))
(Letter from Thomas Jefferson to George Washington (1787))
Pada tahun 2010, di Belanda terdapat 10.000 Ha greenhouse
dan separuhnya digunakan untuk menanam sayuran. Tomat, paprika dan mentimun
merupakan hasil utama dari greenhouse ini. Greenhouse di Belanda dilengkapi
teknologi yang canggih dan mengefisienkan waktu kerja.
Contohnya, greenhouse yang memproduksi honing tomaten
sejenis tomat ceri dengan warna merah cerah, tekstur daging buah yang renyah
dan cita rasa manis seperti madu.
Greenhouse honing tomaten ini bisa dikatakan unik karena
melibatkan lebah madu sebagai predator alami dan membantu dalam penyerbukan
bunga tomat. Penggunaan lampu ultraviolet pada musim salju menggantikan paparan
sinar matahari agar tanaman tetap dapat berfotosintesis sehingga kegiatan
produksi tomat tidak terhenti.
Desain kreatif pada kemasan makin mempercantik dan memberi
kesan eksklusif tomat-tomat ini. Pemikiran kreatif yang membuat tomat tidak
dipandang hanya sebagai sayur atau buah saja, namun mampu memberi kesan yang
indah, eksklusif bahkan menarik untuk dijadikan cenderamata. Berikut kemasan
honing tomaten yang begitu menarik dan telah mengisi rak-rak supermarket di
Eropa.
Belanda adalah contoh menjadi negeri agraris yang
produktif, inovatif, kreatif, berskala dunia namun tetap menomorsatukan konsep
ramah lingkungan, penggunaan teknologi berkelanjutan, efisiensi energi dan
berorientasi pada kepuasan konsumen. Indonesia bisa belajar dari Negri Belanda,
untuk menjadi negara agraris yang sebenarnya.
4. Taiwan
Hasil ekspor produk pertanian di negara ini adalah USD 11,8
miliar atau 1,5% pendapatan nasionalnya. Seperti juga di negara dengan
pertanian lainnya, separuh pengerjaan dilakukan dengan teknologi canggih.
Contohnya dalam penanaman padi, mereka menerapkan sistem yang sangat berbeda
dengan Indonesia.
Bila di Indonesia bibit padi di semai pada satu hamparan
sebelum dipindah pada lahan sawah, di Taiwan bibit padi dimasukan suatu wadah
pot segi empat dengan ketinggian 2 cm, saat tanam menggunakan mesin dengan
kecepatan 3 jam/ha. Cara ini dapat menghemat waktu, tenaga, biaya serta
menghasilkan pertumbuhan padi lebih baik, karena pada saat tanam tidak perlu
mencabut bibit dari persemaiaan yang akan membuat tanaman stress dan memerlukan
waktu untuk adaptasi.
Mengintip Pertanian Modern Taiwan
Hamparan sawah seluas satu hektar, hanya memerlukan
waktu tiga jam dalam menanam padi, jika menggunakan mesin tanam padi seperti
yang ada di Taiwan.
Dengan pola tanam tersebut tentu dapat menghemat tenaga
kerja, waktu serta yang menggiurkan adalah hasil panen yang memuaskan.Per
hektar mampu menghasilkan 12 ton gabah.
Sistem pertanian modern di Taiwan, agaknya menjadi daya tarik bagi Kepala KDEI Taipei.Sehingga walau harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam antara Taipei Changhua, bapak dua putra ini tetap semangat mengikuti arahan dari konsultan teknik Chang Kuo-An saat mengunjungi para petani Taiwan beberapa waktu lalu.
Dalam paparannya Mr. Chang menjelaskan, jika pertanian di Taiwan sistem menanam padi sangat jauh dengan sistem yang ada di Indonesia.Jika petani Indonesia dari bibit di semai dihamparan persemaian. Setelah persemaian tumbuh dengan memakan waktu kira-kira 15 hari barulah bibit padi di cabut(di daut) dari persemaian. Setelah itu padi baru di tanam diatas lahan. Dalam satu hektar cara penanaman ini memerlukan waktu seminggu dan membutuhkan tenaga kerja sekitar empat atau lima orang.
Menurut Mr. Chang, jika sistem tanam seperti petani di Indonesia yang di jelaskan diatas, tentu ada beberapa kekurangannya. Diantaranya, bibit padi yang telah tumbuh di media semai, lantas di cabut lagi lalu di tanam di lahan sawah, tentu akan kurang bagus hasilnya. Karena padi yang di cabut akan stress dan untuk pulih memerlukan waktu seminggu. Induknya sudah tumbuh, anakannya baru tumbuh seminggu lagi. Selanjutnya bibit yang di cabut akar-akarnya akan tertinggal di lahan persemaian kira-kira bisa 40 persennya. Jadi ada 40 persen bibit yang hilang.Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil produksi.
Sistem pertanian modern di Taiwan, agaknya menjadi daya tarik bagi Kepala KDEI Taipei.Sehingga walau harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam antara Taipei Changhua, bapak dua putra ini tetap semangat mengikuti arahan dari konsultan teknik Chang Kuo-An saat mengunjungi para petani Taiwan beberapa waktu lalu.
Dalam paparannya Mr. Chang menjelaskan, jika pertanian di Taiwan sistem menanam padi sangat jauh dengan sistem yang ada di Indonesia.Jika petani Indonesia dari bibit di semai dihamparan persemaian. Setelah persemaian tumbuh dengan memakan waktu kira-kira 15 hari barulah bibit padi di cabut(di daut) dari persemaian. Setelah itu padi baru di tanam diatas lahan. Dalam satu hektar cara penanaman ini memerlukan waktu seminggu dan membutuhkan tenaga kerja sekitar empat atau lima orang.
Menurut Mr. Chang, jika sistem tanam seperti petani di Indonesia yang di jelaskan diatas, tentu ada beberapa kekurangannya. Diantaranya, bibit padi yang telah tumbuh di media semai, lantas di cabut lagi lalu di tanam di lahan sawah, tentu akan kurang bagus hasilnya. Karena padi yang di cabut akan stress dan untuk pulih memerlukan waktu seminggu. Induknya sudah tumbuh, anakannya baru tumbuh seminggu lagi. Selanjutnya bibit yang di cabut akar-akarnya akan tertinggal di lahan persemaian kira-kira bisa 40 persennya. Jadi ada 40 persen bibit yang hilang.Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil produksi.
Namun jika menggunakan sistem ala pertanian Taiwan, bibit
padi di semai di sebuah wadah pot persegi empat dengan ketinggian 2 cm. Media
tanam menggunakan campuran tanah humus, batu bata merah yang telah di haluskan
dan sekam. Gunakanya untuk menghemat tanah dan memberi pori-pori pernafasan
bibit. Selanjutnya campuran padi dan pupuk di semaikan diatas media tanam.Hanya
memerlukan waktu sembilan hari bibit-bibit padi sudah bisa di tanam di atas
lahan sawah.
Cara tanam dengan menggunakan mesin tanam ini hanya memerlukan waktu tiga jam per hektar. Menggunakan mesin tanam ini, selain lebih efisien waktu dan tenaga juga membuat tanaman rapi, karena secara otomatis mesin telah memisah-misah bibit dengan jumlah yang sama dan dalam garis yang sama pula.Dengan menggunakan system ini, akan memperpendek proses olah, tanam dan petik. Mulai dari persemaian hingga panen petani akan merasakan jika dengan system ini akan lebih menguntungkan.
Keunggulan teknologi pertanian Taiwan ini, karena proses pertanian di dukung dengan mesin yang seluruh prosesnya tidak banyak menyerap tenaga manusia. Seperti yang terlihat di lokasi, jika terdapat dua ruang yang terdapat mesin pompainer. Satu ruang khusus untuk mencampur tanah gabah dan pupuk, serta satu ruang lagi sebagai tempat pencetakan bibit.MenuruT Mr. Chan jika mesin pompainer berfungsi untuk menjaga mutu bibit yang di tanam.Sementara mesin-mesin ini mampu menghasilkan produksi bibit sekitar 3000 dapot per jam.
Cara tanam dengan menggunakan mesin tanam ini hanya memerlukan waktu tiga jam per hektar. Menggunakan mesin tanam ini, selain lebih efisien waktu dan tenaga juga membuat tanaman rapi, karena secara otomatis mesin telah memisah-misah bibit dengan jumlah yang sama dan dalam garis yang sama pula.Dengan menggunakan system ini, akan memperpendek proses olah, tanam dan petik. Mulai dari persemaian hingga panen petani akan merasakan jika dengan system ini akan lebih menguntungkan.
Keunggulan teknologi pertanian Taiwan ini, karena proses pertanian di dukung dengan mesin yang seluruh prosesnya tidak banyak menyerap tenaga manusia. Seperti yang terlihat di lokasi, jika terdapat dua ruang yang terdapat mesin pompainer. Satu ruang khusus untuk mencampur tanah gabah dan pupuk, serta satu ruang lagi sebagai tempat pencetakan bibit.MenuruT Mr. Chan jika mesin pompainer berfungsi untuk menjaga mutu bibit yang di tanam.Sementara mesin-mesin ini mampu menghasilkan produksi bibit sekitar 3000 dapot per jam.
Suhartono dalam kunjungannya juga sempat menjalankan mesin tanam padi.Menurutnya mesinnya mudah dijalankan, dan jika petani Indonesia menggunakan mesin ini, diharapkan Indonesia bakal menjadi negara surplus akan pangan. Mengingat lahan di Indonesia masih cukup luas sementara tak di manfaatkan dengan baik.” Jika saja Indonesia mengadopsi sistem pertanian seperti ini, mungkin cerita soal import beras tak ada ceritanya lagi.
Terutama bagi petani, yang bakal merasakan manfaatnya karena
panen bisa tiga kali dalam setahun karena pendeknya waktu.Selain itu tenaga
kerja muda, yang mungkin malu bekerja di sawah dan memilih ke luar negeri juga
akan berkurang. Karena dengan menggunakan system pertanian modern hasil yang di
dapatkan akan memuaskan.maka kenapa mesti keluar negeri?’ ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Chang Kuo-An, jika sudah saat
Indonesia menggunakan tehnologi modern dalam pertaniannya, karena jika tidak
bakal ketinggalan dengan petani-petani dari negara lain. Yang karena
ketertinggalan tersebut akhirnya sangat tak masuk akal, jika negara agraris
sampai mengimport beras untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya.
Sumber :
http://warasfarm.wordpress.com/2013/04/19/mesin-penanam-dan-pemanen-padi-otomatis/http://nofalianofa.tumblr.com/post/22892758932/pertanian-kreatif-di-belanda http://www.sainsindonesia.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=623:cara-as-memajukan-pertanian&catid=33&Itemid=138
Tidak ada komentar:
Posting Komentar